Kamis, 29 Desember 2011

MAQOM WARO`

Waro` itu ada 3 tingkatan :
1.Waro kaum awam yakni menjauhkan diri ( wara` ) dari syubhat dimana hukumnya masih belum jelas antara yang benar-benar halal dengan yang benar-benar haram.dan ia juga berusaha menjauhkan diri dari sesuatu yang tidak bisa diharamkan atau dihalalkan secara mutlak . untuk menyikapi diantara dua hal ini , mangka ia mengambil langkah untuk jaga diri ( wara`)  dari keduanya. Ini sebagaimana yang telah dikatakan ibnu sirrin “ tidak ada sesuatu yang lebih ringan bagi saya dari pada wara` sebab tatkala ada sesuatu yang meragukan maka saya tinggalkan.
2.wara kaum khusus ( khowash ) yakni menjauhkan diri ( wara` ) dari sesuatu yang menjadi keraguan hatinya dan ganjalan di dadanya tatkala mengonsumsi atau mendapatkannya. Ini tentu tidak bisa diketahui kecuali oleh mereka yang hatinya bersih dan orang-orang yang sanggup mengaktualisasikan kebenaran secara hakiki.
Ini sebagaimana yang disabdakan Nabi Saw. :
“ Dosa adalah apa yang membekas ( dan menjadi ganjalan ) di dadamu. ( H.r.Bukhari,Muslim,Ahmad dan Tirmidzi dari Nuwas bin Sam`an ).
Tidakkah anda melihat bahwa Nabi Saw. Mengembalikan semua itu pada isyarat hati nurani ?
3. kaum yang lebih khusus dari mereka yang khusus ( Khowashul-khowash  ) adalah orang-orang arif ( orang-orang yang mengenal dan mengetahui Allah Swt. ) dan sanggup menghayati dengan hati nuraninya. Ini sebagaimana yang dikatakan Abu Sulaiman ad-Darani : “ Segala sesuatu yang menjadikan anda lalai dengan Allah maka itu merupakan bencana bagi anda.”
Dan sebagaimana jawaban sahl bin abdullah rhm.- saat ditanya tentang halal yang murni,  sesuatu yang halal  adalah sesuatu yang tidak untuk bermaksiat kepada Allah. Sedangkan halal yang murni adalah sesuatu yang didalamnya Allah tidak dilupakan .”
Sementara wara` terhadap sesuatu yang tidak akan melupakan Allah adalah wara` yang ditanyakan kepada Abu Bakar Dulaf bin Jahdar asy-Syibli rhm, : “ Wahai Abu bakar , apakah wara` itu ? ia menjawab :” anda bisa jaga diri ( wara` ) dengan cara hati anda tak terpencar untuk mengingat Allah  sekalipun hanya sekejap mata.”
Sedangkan wara mengharuskan berperilaku zuhud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar